Harnantoko 2012. Powered by Blogger.
RSS
Container Icon


Kematian

Lalu Almitra bicara lagi menanyakan bagaimana penjelasan tentang Kematian.

Dan Guru menjelaskan:
Sesungguhnya kau sendiri dapat menyelami rahasia kematian.
Tapi betapa kau akan berhasil menemukan dia, selama kau tiada mencarinya di pusat jantung kehidupan?

Burung malam yang bermata kelam, dia yang buta terhadap siangnya hari.
Tiada mungkin membuka tabir rahasia cahaya.
Pabila kau dengan sesungguh hati ingin menangkap hakekat kematian, bukalah hatimu selebar-lebarnya bagi ujud kehidupan.


***
Sebab kehidupan dan kematian adalah satu, sebagaimana sungai dan lautan adalah satu.

Di dasar keinginan dan harapan manusia yang terdalam terpendam pengetahuan tentang kehidupan di alam baka.
Dan bagai benih tetumbuhan yang tidur di musim dingin di bawah selimut timbunan salju, hati manusia terlena dalam buaian mimpi musim semi.
Percayailah mimpi itu sebab di dalam kabut terkanung pintu gerbang keabadian.

Getarmu menghadapi kematian ibarat gemetarnya anak gembala ketika berdiri di hadapan raja, yang berkenan meletakkan tangan di atas kepalanya, pertanda restu dan sejahtera.

Tidakkah suka cita si anak gembala di balik gemetarnya, bahwasanya ia diperkenankan menerima restu sang raja?
Namun demikian bukankah penghargaan ini semakin membuat gemetar jiwa?

Apakah sesungguhnya kematian selain telanjang di tengah angin, serta luluh dalam sinar surya?
Dan apakah arti nafas berhenti selain membebaskannya dari antara pasang dan surut ombak yang gelisah sehingga bangkit mengembang lepas, tanpa rintangan menuju Ilahi.

Mereguk air dari sungai keheningan hanya dengan demikian jiwamu akan menyanyi dalam kebahagiaan.
Dan di saat engkau meraih puncak pegunungan di situ lah bermula saat pendakian.
Dan ketika bumi menuntut kembali jasad tubuhmu.
Tiba pulas saatnya bahwa tarian yang sesungguhnya mulai kau tarikan.

Kahlil Gibran

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment

Silahkan tuliskan komentar Anda ...